You are here: Home > Uncategorized > Fokus Geliat Mobnas, yang Muda yang Berkarya (2)

Fokus Geliat Mobnas, yang Muda yang Berkarya (2)

Esemka Digdaya (dok:okezone)

ANAK muda Indonesia boleh berbangga. Hasil karyanya menciptakan mobil nasional berhasil mencuri perhatian publik.

Ketika mobil Kiat Esemka buatan Indonesia karya siswa SMK Negeri 2 Surakarta digunakan sebagai kendaraan operasional pemerintah, bukti karya anak negeri diakui. Tidak tanggung-tanggung, 200 unit mobil baru akan diluncurkan.

Adalah Wali Kota Surakarta Joko Widodo (Jokowi) pejabat yang mempelopori penggunaan mobil buatan Indonesia itu sebagai mobil dinasnya. Jokowi juga berencana akan menggunakan mobil Esemka sebagai kendaraan operasional di departemennya. “Dari segi eksterior dan interior Mobil KIAT ESEMKA yang tidak jauh dari mobil buatan luar negeri,” jelas Jokowi.

Apresiasi dan rasa bangga juga mengalir dari sejumlah pejabat negara, seperti Menteri BUMN Dahlan Iskan, Menko Kesra Agung Laksono, Menko Perekonomian Hatta Rajasa, bahkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ikut mendukung program tersebut.

Hatta Rajasa bilang, karya anak negeri ini harus terus dikembangkan dan jangan berhenti hanya sampai di sini. Dengan harapan ada investor mengembangkan produksi karya anak negeri ini.

Ini membuktikan keinginan untuk menjadi salah satu negara maju di bidang teknologi mulai menggeliat. Meski agak terlambat, kreatifitas untuk melakukan inovasi tetap dilakoni. Harapan pun melambung tinggi. Apalagi, ditengah persaingan pasar mobil di Indonesia yang semakin marak.

Dibalik itu, fakta yang terjadi, seluruh investor dan produsen otomotif di tanah air masih belum fokus memikirkan kemampuan untuk memproduksi mobil sendiri.

Nol Investor

Pemerhati industri otomotif Suhari Sargo menilai, Indonesia sebelumnya memang pernah memiliki mobil nasional, jauh sebelum mobil Esemka hadir. Tetapi faktanya, bangsa ini tidak pernah konsisten untuk mempertahankannya. Beberapa Mobnas yang sempat tenar pun harus rela terhenti akibat kebijakan politik atau keadaan ekonomi yang tidak kondusif.

Masalah pendanaan, lagi-lagi selalu jadi kendala. Meski sesungguhnya Indonesia mampu membangun industri otomotif berteknologi tinggi yang murah, terjangkau juga berorientasi ramah lingkungan.

Soal SDM jangan diragukan, jika perlu dibina secara terus menerus, Indonesia mempunyai kemampuan. Apa yang dilakukan oleh banyak mahasiswa dan beberapa sekolah kejuruan memang baru eksperimen dan itu berhasil. Pertanyaannya, percobaan untuk menjadi produksi massal itu apakah akan dilakukan serius?

Semua itu memerlukan investasi besar, karena menurut Suhari, yang namanya mobil nasional, idealnya semua harus dibikin sendiri di dalam negeri, mulai sumber daya manusia, bahan dan teknologinya lokal. Kemudian diakui secara sah oleh pemerintah sebagai Mobnas. Namun dalam perjalanannya, tidak berlaku seperti itu.

Dalam hal teknologi, Suhari menjelaskan, sangat susah bagi negara berkembang seperti Indonesia menghadirkan inovasi teknologi mobil terbaru. Perlu dilakukan kerja sama dengan beberapa produsen otomotif. “Keterikatan itu yang harus tumbuh dan bisa dikembangkan,” paparnya saat berbincang dengan okezone.

Dengan demikian, upaya ini harus betul-betul dikaji, Indonesia kedepan kalau melihat pasar, semua harus riil. Yang namanya potensi itu perlu pembiayaan, dukungan pemerintah, investor dan juga minat masyarakat. “Syukur-syukur ada pasar yang cukup besar, kalau pasarnya sedikit akan sulit,” tuturnya.

“Bukan pesimis, tapi memang untuk sekarang ini, sulit untuk bisa menembus pasar dalam negeri, jalannya terlalu panjang,”

***

Suhari menambahkan, untuk bisa kokoh mengembangkan industri mobil di Indonesia, setidaknya ada tiga langkah yang harus dilakukan, pertama akselerasi teknologi mobil terkini harus dikejar dalam penyempurnaan produk.

Kedua fokus di segmen pasar yang dituju dan ketiga perkuat mata rantai penjualan dan layanan after sales. Bila ketiga langkah itu konsisten dijalankan produsen Mobnas, dia yakin akan bertahan. “Minimal tidak tergilas penjualan mobil merek luar,” ujarnya.

Setidaknya, besarnya potensi anak-anak muda Indonesia dalam mengembangkan inovasi mobil nasional, tidak sia-sia, semua dapat terealisasi. Sehingga, para siswa berbakat ini kedepan tidak hanya dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan mobil asing.

“Sebenarnya itu positif, dan sah-sah saja, tidak salah. Tetapi jangan sampai hanya dijadikan buruh saja, harus lebih pada pengambil kebijakan atau otaknya orang-orang kita lah,” jelasnya.

Upaya Menciptakan Mobnas yang Pernah Tercatat

Sebelum mobil Esemka menjadi sorotan, Indonesia jauh hari sudah pernah mencicipi bagaimana rasanya mengembangkan industri mobil nasional.

Sejak tahun 1996 di motori mantan Presiden RI ke-3 BJ Habibie, yang waktu itu menciptakan mobil Maleo, irit dengan harga murah terjangkau sekira Rp30 juta. Berikut beberapa upaya menciptakan mobnas yang tercatat, dikutip berbagai sumber dan wikipedia.

Maleo

Mobil maleo dibidani oleh mantan Presiden RI BJ Habibie tahun 1996 (waktu itu masih Menristek) dengan harga patokan ditarget tidak lebih dari 30 Juta agar terjangkau oleh masyarakat. Mesin yang berkapasitas 1200 cc, merupakan teknologi baru hasil kerja sama dengan perusahaan Australia yang menggabungkan teknologi mesin 2 tak dengan teknologi injeksi bahan bakar. Komponen lokal maleo direncanakan diatas 80%. Dipercaya satu unit mobil sebagai contoh telah dihasilkan.

Namun sayang dana untuk itu kemudian tersedot oleh proyek mobnas Timor milik Tommy Suharto anak bungsu presiden Suharto, sehingga proyek mobnas Maleo pun terhenti.

MR 90

Proyek nasionalisasi Mazda 323 Hatchback oleh PT Indomobil, model terakhir dari upaya ini adalah Mazda Van tren pada tahun 1994.

Kalla Motor

Kalla Motor pernah menciptakan mobil kecil bermesin 500 cc sebagai calon mobil produksi Indonesia. Tidak dketahui kenapa tidak jadi diproduksi.

Bakrie Beta 97 MPV

Grup Bakrie melalui Bakrie Brothers pernah menyiapkan mobil Minibus pada tahun 1994. Rancangan mobil ini berjenis Minibus atau MPV, mobil yang dinamakan Beta 97 MPV ini memiliki desain orisinal buatan rumah desain Shado asal Inggris, satu unit mobil contoh sudah dibuat dan diuji coba di Inggris. Pada bulan April 1995 disain Beta 97 MPV selesai dan mulai diperlihatkan ke manajemen Bakrie dan setelah itu, desain tersebut langsung dikembangkan hingga prototipe mobil ini selesai di tahun 1997.

Namun belum sempat keluar lagi-lagi tersandung krisis moneter tahun 1998 sehingga proyek tersebut tidak jadi dilanjutkan.

Timor

Program mobnas paling terkenal milik PT Timor Putra Nasional milik Hutomo Mandala Putra yang didukung penuh oleh pemerintah Suharto melalui kebijakan resmi (Keppres dan inpres). Model pertama adalah Timor S515 yang merupakan Kia Sephia 1995 yang di-rebadging.

Rencanan untuk mengembangkan mobil asli Indonesia diwujudkan dalam program Timor S2. Timor telah menyiapkan sendiri rancangan Mobnas generasi kedua yang dirancang oleh rumah desain Zagato Italia, namun terhenti juga langkahnya akibat Krisis Moneter 1998 dan kejatuhan rezim Suharto.

Selain mobil, Tommy Suharto juga sempat menggandeng pabrikan sepeda motor Cagiva dari italia , untuk memproduksi sepeda motor nasional yang dinamakan Timori. Produk pertama yang akan dilempar ke pasar rencananya adalah Sepeda motor sport 200 cc dari Cagiva.

Bimantara

Upaya membuat mobil Indonesia dengan menggandeng Hyundai (korea) milik PT Bimantara milik Bambang Trihatmojo.

Kancil

Kancil (singkatan dari Kendaraan Niaga Cilik Irit Lincah) merupakan merek dagang terdaftar dari sebuah kendaraan angkutan bermotor roda empat yang didisain, diproduksi dan dipasarkan oleh PT. KANCIL (singkatan dari Karunia Abadi Niaga Citra Indah Lestari). Pernah diharapkan sebagai pengganti Bajaj dan Bemo karena keduanya tidak diizinkan untuk bertambah jumlahnya atau diproduksi di wilayah Jakarta.

Sayang Kancil tidak mendapat tanggapan yang cukup baik dari pemkot Jakarta ataupun masyarakat.

Texmaco Macan

Macan adalah Kendaraan berjenis minibus atau MPV dengan kapasitas mesin 1.800 cc dari PT. Texmaco. Dalam mengeluarkan mobil ini PT. Texmaco menggandeng Mercedes Bens, tercatat satu unit prototype sudah dipamerkan di arena pekan Raya Jakarta pada pertengahan tahun 2001, tapi belum sempat diproduksi masal PT. Texmaco bangkrut karena krisis moneter pada 1997-1998.

Gang Car

Gang Car adalah sebuah mobil mini berkapasitas 2 orang buatan PT Dirgantara Indonesia (DI) yang ditenagai mesin 125-200 cc. Mobil ini didesain untuk berukuran cukup kecil sehingga bisa beroperasi di gang-gang sempit di daerah perkotaan (maka dari itu dinamakan Gang Car). Proyek ini tidak pernah terdengar lagi kabarnya sejak tahun 2003 setelah PT.DI dilanda kemelut dan merumahkan 9000-an karyawannya.

Marlip

Marlip adalah mobil listrik produksi dari PT MARLIP INDO MANDIRI. Perusahaan ini adalah Perusahan yang didirikan melalui hasil Riset di Lembaga ilmu pengetahuan Indonesia (LIPI) adalah Perusahaan pertama di Indonesia memproduksi mobil listrik. Perusahaan ini memfokuskan usaha untuk memproduksi kendaraan listrik kegunaan khusus yang dapat digunakan di Rumah Sakit, Padang Golf, Area Pabrik, Perkantoran, Lap.Bola, Area Hotel/ Resort, Tempat-Tempat Wisata dan sejenisnya.

Arina

Arina adalah karya Universitas Negeri Semarang (Unnes). Tenaga penggerak datang dari mesin Sepeda motor berkapasitas 150 cc sampai 250 cc. Mobil kecil ini berkapasitas 4 orang penumpang dan kemungkinan di kemudian hari dilengkapi dengan mesin berkapasitas lebih besar (500 cc).

Tawon

Mobil yang diproduksi oleh PT Super Gasindo di Rangkasbitung, Banten ini, menggunakan bahan bakar bensin dan gas CNG, jadi sudah memenuhi standarisasi Euro III, sehingga ramah lingkungan. Mobil ini berkapasitas 650cc, 4 percepatan manual, dapat dipacu hingga kecepatan 100km/jam.

Konsumsi gasnya 1kg untuk 20km. Mobil Nasional yang sudah mengandung 90% kandungan lokal inipun, dijual dengan harga 48 juta on the road dan akan dijual pada juli 2010 ini. Tawon akan memiliki 2 segmentasi pasar, yaitu sebagai pengganti bajaj, serta untuk mobil penumpang pribadi.

Komodo

Produk utamanya adalah FIN Komodo yaitu kendaraan offroad jenis CRUISER yang sangat lincah dan handal untuk digunakan sebagai kendaraan penjelajah. Bobotnya sangat ringan sehingga power yang diperlukan untuk melaju relative kecil, akibatnya konsumsi bahan bakar relative irit.

Komodo adalah kendaraan segala medan produksi PT. Fin Komodo Teknologi, kendaraan ini di desain untuk menjelajah segala medan dan bermesin hanya 180 cc. Pada tahun 2009 dikeluarkan juga Komodo versi transmisi otomatis dengan mesin berkapasitas 250 cc. pada tahun 2009 Komodo ditawarkan dengan harga antara Rp60 juta.

Untuk pada tahun 2011 harga Fin Komodo Standar adalah sebesar 70jt rupiah Franco Cimahi. Untuk versi tertutup/ canvas dijual seharga Rp78 juta franco Cimahi.

GEA

GEA adalah mobil perkotaan (City car) produksi kerjasama antara PT Inka dan BPPT. Mobil ini Mesin Rusnas 650 cc yang merupakan mesin asli buatan Indonesia hasil riset BPPT. Dalam tahap pengembangan terlihat badan mobil terbuat dari serat kaca atau fiberglass dan berkapasitas 5 orang.

Esemka Digdaya

Digdaya adalah hasil karya anak-anak SMK 1 Singosari Malang (itulah kenapa pabriknya disebut ESEMKA). Kendaraan ini berjenis MPV dan dipamerkan dalam Pameran Produk Indonesia 2009 di Kemayoran Jakarta. Tenaga penggerak menggunakan mesin eks Timor 1.500 cc. Mobil Esemka Digdaya dirancang multifungsi, baik untuk kenyamanan berkendara maupun niaga. Kuat menampung hingga lima orang dan kabin belakangnya bisa mengangkut sepeda atau barang belanjaan. Digdaya dan Rajawali mempunyai spesifikasi mesin dan bodi yang sama. Mobil Digdaya ini dibandrol dengan harga dibawah Rp. 150 juta.

Pilihan-pilihan untuk Rajawali dan Digdaya tersebut antara lain mesin bensin berkapasitas 1.800 cc, 2.000 cc, dan 2.200 cc. Sedangkan untuk yang berbahan bakar diesel sudah disiapkan 2.500cc. Dalam perkembangannya, Esemka Digdaya di kembangkan oleh beberapa SMK diseluruh pelosok tanah air, dan telah dilahirkan Esemka Digdaya II bermesin Esemka 1.5i dari SOLO Jawa Tengah

Esemka Rajawali

Esemka Rajawali menjadi perbincangan khusus setelah Wali Kota Solo Joko Widodo menggunakan sebagai mobil dinas. Esemka Rajawali bergenre SUV dengan mesin 1.500 cc milik Timor. Mobil ini dilepas dengan banderol Rp75 juta dengan semua fitur-fitur layaknya mobil Jepang.

Esemka Rajawali bermesin Esemka 1.5i,1.500 cc multi point injection 4 silinder yang mampu menghasilkan tenaga sebesar 105 horse power(hp) pada putaran 5.500 rpm dengan torsi puncak hingga 145 Nm di 4.100 rpm. Rajawali mampu menampung 7 orang karena mempunyai panjang 5.035 mm, lebar 1.690 mm,dan tinggi 1.630 mm. Rajawali juga telah dibekali sederet fitur elektronik mirip SUV premium lainnya, misalnya power steering, central lock, power windows, AC dual zone, sensor parking, hingga head unit CD player. Mobil Esemka Rajawali ini dijual dengan harga sekitar 150 juta – 180 juta.

Nuri

Sekali lagi, (Mobnas / Mobil Nasional) Indonesia dari PT Super Gasindo Jaya akan tampil di publik. Ini adalah saudara mobil Tawon, bernama Nuri diatur untuk menunjukkan kepada publik mulai dari bulan Juli 2010. Nuri adalah hatchback 5 pintu yang akan didukung dengan mesin 800cc dan menerapkan teknologi dual fuel (bensin dan LPG). Proyeksi harga Nuri adalah sekitar 50 juta rupiah.

Source : Okezone.com

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Comments are closed.