Kisah Krisis Keuangan Mandala Airlines
Source : detik Finance.com
Jakarta – Pihak manajemen Mandala Airlines mengakui perseroan sudah mengalami masalah keuangan setelah 2009. Kesulitan keuangan itu juga sejalan menurunnya penumpang Mandala.
Direktur Utama Mandala Diono Nurjadin mengatakan semenjak di-take over oleh investor baru pada 3,5 tahun lalu keuangan Mandala terus membaik. Namun setelah tahun 2009 Mandala mulai mengalami kesulitan keuangan.
“Kinerja keuangan ada perbaikan sampai 2009, setelah itu ada tren menurun dari sisi revenue, load factor, dan penumpang,” kata Diono dalam acara Rapat Dengar Pedapat dengan Komisi V DPR, di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (19/1/2011).
Diono menjelaskan jumlah penumpang Mandala di 2008 masih mencapai 3,5 juta penumpang kemudian terus menurun di 2009 sampai 2,5 juta, hingga turun drastis di 2010 sampai 1,5 juta penumpang.
Ia menjelaskan kesulitan keuangan Mandala berawal sejak ada kesepakatan para pemegang saham yang menghendaki Mandala sebagai maskapai LCC (low cost carrier) atau berbiaya murah. Namun kenyataannya konsep LCC itu tak bisa dijalankan di Mandala dengan baik.
“Kami sangat tergantung dengan penjualan agen, kalau LCC menuntut penjualan direct sales. Penjualan kami tak meningkat melalui direct sales meski kami sudah mengeluarkan investasi. Kami banyak mengeluarkan cost tanpa adanya revenue,” jelasnya.
Ia juga menjelaskan dari 2009, Mandala mulai melakukan pengurangan armadanya yang saat ini yang hanya tersisa 5 armada dari sebelumnya 11 armada pesawat. Meskipun pihaknya tetap mengedepankan keselamatan penerbangan yang dibuktikan lolos audit keselamatan penerbangan di Desember lalu.
“Untuk safety selama beroperasi, meski armada menurun dan keuangan mengalami rugi, kami tetap menjaga sistem keamanan penerbangan,” katanya.
Ia juga mengatakan dengan melakukan penghentian operasi sementara, sebagai keputusan yang tepat untuk menjamin kelangsungan Mandala. Diono optimis dengan adanya 1-2 investor yang tengah melakukan penjajakan dengan Mandala maka ia yakin Mandala akan terbang kembali dalam waktu dekat.
“Keputusan yang sangat berani, pada saat itu langkah yang paling baik menyelamatkan perusahaan,” katanya.
