“Indahnya Rendah Hati”

Di satu kesempatan, ada turis asing yang meninggal di Indonesia. Demikian baiknya turis ini ketika masih hidup, sampai-sampai Tuhan memberikan kesempatan untuk memilih : surga atau neraka. Tahu bahwa dirinya meninggal di Indonesia, dan sudah teramat sering ditipu orang, maka iapun meminta untuk melihat dulu baik surga maupun neraka. Ketika memasuki surga, ia bertemu dengan pendeta, kyai dan orang-orang baik lainnya yang semuanya duduk sepi sambil membaca kitab suci. Di neraka lain lagi, ada banyak sekali hiburan di sana. Ada penyanyi cantik dan seksi lagi bernyanyi. Ada lapangan golf yang teramat indah. Singkat cerita, neraka jauh lebih dipenuhi hiburan di bandingkan surga. Yakin dengan penglihatan matanya, maka turis tadi memohon ke Tuhan untuk tinggal di neraka saja. Esok harinya, betapa terkejutnya dia ketika sampai di neraka. Ada orang dibakar, digantung, disiksa dan kegiatan-kegiatan mengerikan lainnya. Maka proteslah dia pada petugas neraka yang asli Indonesia ini. Dengan tenang petugas terakhir menjawab : ‘kemaren kan hari terakhir pekan kampanye pemilu”. Dengan jengkel turis tadi bergumam : ‘dasar Indonesia, jangankan pemimpinnya, Tuhannya saja tidak bisa dipercaya!’. Anda memang tidak dilarang tersenyum asal jangan tersinggung karena ini hanya lelucon. Namun cerita ini menunjukkan, betapa kepercayaan(trust) telah menjadi komoditi yang demikian langka dan mahalnya di negeri tercinta ini. Dan sebagaimana kita tahu bersama, di masyarakat manapun di mana kepercayaan itu mahal dan langka, maka usaha-usaha mencari jalan keluar amat dan teramat sulit. Jangankan dalam komunitas besar seperti bangsa dan perusahaan dengan ribuan tenaga kerja, dalam komunitas kecil berupa keluarga saja, kalau kepercayaan tidak ada, maka semuanya jadi runyam. Pulang malam sedikit, berujung dengan adu mulut. Berpakaian agak dandy sedikit mengundang cemburu. Di perusahaan malah lebih parah lagi. Ketidakpercayaan sudah menjadi kanker yang demikian berbahaya. Krisis ekonomi dan konglomerasi bermula dari sini. Buruh yang mogok dan mengambil jarak di mana-mana, juga diawali dari sini. Apa lagi krisis perbankan yang memang secara institusional bertumpu pada satu-satunya modal : trust capital. Bila Anda rajin membaca berita-berita politik, kita dihadapkan pada siklus ketidakpercayaan yang lebih hebat lagi. Polan tidak percaya pada Bambang. Bambang membenci Ani. Ani kemudian berkelahi dengan Polan. Inilah lingkaran ketidakpercayaan yang sedang memperpanjang dan memperparah krisis. Dalam lingkungan seperti itu, kalau kemudian muncul kasus-kasus perburuhan seperti kasus hotel Shangrila di Jakarta yang tidak berujung pangkal, ini tidaklah diproduksi oleh manajemen dan tenaga kerja Shangrila saja. Kita semua sedang memproduksi diri seperti itu. Andaikan di suatu pagi Anda bangun di pagi hari, membuka pintu depan rumah, eh ternyata di depan pintu ada sekantong tahi sapi. Lengkap dengan pengirimnya “tetangga depan rumah”. Pertanyaan saya sederhana saja : bagaimanakah reaksi Anda ? Saya sudah menanyakan pertanyaan ini ke ribuan orang. Dan jawabannyapun amat beragam. …………………………….

*******************

Yang jelas, mereka yang pikirannya negatif, ‘seperti sentimen, benci, dan sejenisnya’, menempatkan tahi sapi tadi sebagai awal dari permusuhan (bahkan mungkin peperangan) dengan tetangga depan rumah. Sebaliknya, mereka yang melengkapi diri dengan pikiran-pikiran positif ‘sabar, tenang dan melihat segala sesuatunya dari segi baiknya’ menempatkannya sebagai awal persahabatan dengan tetangga depan rumah. Bedanya amatlah sederhana, yang negatif melihat tahi sapi sebagai kotoran yang menjengkelkan. Pemikir positif meletakkannya sebagai hadiah pupuk untuk tanaman halaman rumah yang memerlukannya. Kehidupan serupa dengan tahi sapi. Ia tidak hadir lengkap dengan dimensi positif dan negatifnya. Tapi pikiranlah yang memproduksinya jadi demikian. Penyelesaian persoalan manapun ‘termasuk persoalan perburuhan ala Shangrila’ bisa cepat bisa lambat. Amat tergantung pada seberapa banyak energi-energi positif hadir dan berkuasa dalam pikiran kita. Cerita tentang tahi sapi ini terdengar mudah dan indah, namun perkara menjadi lain, setelah berhadapan dengan kenyataan lapangan yang teramat berbeda. Bahkan pikiran sayapun tidak seratus persen dijamin positif, kekuatan negatif kadang muncul di luar kesadaran. Ini mengingatkan saya akan pengandaian manusia yang mirip dengan sepeda motor yang stang-nya hanya berbelok ke kiri. Wanita yang terlalu sering disakiti laki-laki, stang-nya hanya akan melihat laki-laki dari perspektif kebencian. Mereka yang lama bekerja di perusahaan yang sering membohongi pekerjanya, selamanya melihat wajah pengusaha sebagai penipu. Ini yang oleh banyak rekan psikolog disebut sebagai pengkondisian yang mematikan. Peperangan melawan keterkondisian, mungkin itulah jenis peperangan yang paling menentukan dalam memproduksi masa depan. Entah bagaimana pengalaman Anda, namun pengalaman saya hidup bertahun-tahun di pinggir sungai mengajak saya untuk merenung. Air laut jumlahnya jauh lebih banyak dibandingkan dengan air sungai. Dan satu-satunya sebab yang membuatnya demikian, karena laut berani merendah. Demikian juga kehidupan saya bertutur. Dengan penuh rasa syukur ke Tuhan, saya telah mencapai banyak sekali hal dalam kehidupan. Kalau uang dan jabatan ukurannya, saya memang bukan orang hebat bahkan rendah sekali. Namun, kalau rasa syukur ukurannya, Tuhan tahu dalam klasifikasi manusia mana saya ini hidup. Dan semua ini saya peroleh, lebih banyak karena keberanian untuk merendah. Ada yang menyebut kehidupan demikian seperti kaos kaki yang diinjak-injak orang. Orang yang menyebut demikian hidupnya maju, dan sayapun melaju dengan kehidupan saya. Entah kebetulan entah tidak. Entah paham entah tidak tentang pilosopi hidup saya seperti ini. Seorang pengunjung Blog saya mengutip Rabin Dranath Tagore : ‘kita bertemu yang Maha Tinggi, ketika kita rendah hati’. ***…

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Kisah Raja & Istri2nya

Dahulu kala ada seorang raja yang mempunyai 4 isteri. Raja ini sangat mencintai isteri keempatnya dan selalu menghadiahkannya pakaian-pakaian yang mahal dan memberinya makanan yang paling enak. Hanya yang terbaik yang akan diberikan kepada sang isteri.

Dia juga sangat memuja isteri ketiganya dan selalu memamerkannya ke pejabat-pejabat kerajaan tetangga. Itu karena dia takut suatu saat nanti, isteri ketiganya ini akan meninggalkannya.

Sang raja juga menyayangi isteri keduanya. Karena isterinya yang satu ini merupakan tempat curahan hatinya, yang akan selalu ramah, peduli dan sabar terhadapnya. Pada saat sang raja menghadapi suatu masalah, dia akan mengungkapkan isi hatinya hanya pada isteri keduanya karena dia bisa membantunya melalui masa-masa sulit itu.

Isteri pertama raja adalah pasangan yang sangat setia dan telah memberikan kontribusi yang besar
dalam pemeliharaan kekayaannya maupun untuk kerajaannya. Akan tetapi, si raja tidak peduli
terhadap isteri pertamanya ini meskipun sang isteri begitu mencintainya, tetap saja sulit bagi sang raja untuk memperhatikan isterinya itu.
Hingga suatu hari, sang raja jatuh sakit dan dia sadar bahwa kematiannya sudah dekat.
Sambil merenungi kehidupannya yang sangat mewah itu, sang raja lalu berpikir, “Saat ini aku memiliki 4 isteri disampingku, tapi ketika aku pergi mungkin aku akan sendiri”.

Lalu, bertanyalah ia pada isteri keempatnya, “Sampai saat ini, aku paling mencintaimu, aku sudah menghadiahkanmu pakaian-pakaian yang paling indah dan memberi perhatian yang sangat besar hanya untukmu. Sekarang aku sekarat, apakah kau akan mengikuti dan tetap menemaniku ?”
“Tidak akan !” balas si isteri keempat itu, ia pun pergi tanpa mengatakan apapun lagi.

Jawaban isterinya itu bagaikan pisau yang begitu tepat menusuk jantungnya. Raja yang sedih itu kemudian berkata pada isteri ketiganya, “Aku sangat memujamu dengan seluruh jiwaku. Sekarang aku sekarat, apakah kau tetap mengikuti dan selalu bersamaku ?”
“Tidak !” sahut sang isteri. “Hidup ini begitu indah ! Saat kau meninggal, akupun akan menikah kembali !”

Perasaan sang rajapun hampa dan membeku. Beberapa saat kemudian, sang raja bertanya pada isteri keduanya, “Selama ini, bila aku membutuhkanmu kau selalu ada untukku. Jika nanti aku meninggal, apakah kau akan mengikuti dan terus disampingku ?” “Maafkan aku, untuk kali ini aku tidak bisa
memenuhi permintaaanmu !” jawab isteri keduanya. “Yang bisa aku lakukan, hanyalah ikut
menemanimu menuju pemakamanmu.”

Lagi-lagi, jawaban si isteri bagaikan petir yang menyambar dan menghancurkan hatinya.

Tiba-tiba, sebuah suara berkata :
“Aku akan bersamamu dan menemanimu kemanapun kau pergi.” Sang raja menolehkan kepalanya mencari-cari siapa yang berbicara dan terlihatlah olehnya isteri pertamanya. Dia kelihatan begitu kurus
seperti menderita kekurangan gizi.

Dengan penyesalan yang sangat mendalam kesedihan yang amat sangat, sang raja berkata sendu, “Seharusnya aku lebih memperhatikanmu saat aku masih punya banyak kesempatan !”

Dalam realitanya, sesungguhnya kita semua mempunyai “4 isteri” dalam hidup kita….

“Isteri Keempat” kita adalah tubuh kita. Tidak peduli berapa banyak waktu dan usaha yang kita habiskan untuk membuatnya terlihat bagus, tetap saja dia akan meninggalkan kita saat kita meninggal…

Kemudian “Isteri Ketiga” kita adalah ambisi, kedudukan dan kekayaan kita. Saat kita meninggal,
semua itu pasti akan jatuh ke tangan orang lain.

Sedangkan “Isteri Kedua” kita adalah keluarga dan teman-teman kita. Tak peduli berapa lama waktu
yang sudah dihabiskan bersama kita, tetap saja mereka hanya bisa menemani dan mengiringi kita
hingga ke pemakaman.

Dan akhirnya “Isteri Pertama” kita adalah jiwa, roh, dan iman kita, yang sering terabaikan karena sibuk memburu kekayaan, kekuasaan, dan kepuasan nafsu. Padahal, jiwa, roh, atau iman inilah yang akan mengikuti kita kemanapun kita pergi.

Jadi perhatikan, tanamkan dan simpan baik-baik dalam hatimu sekarang ! Hanya inilah hal terbaik yang bisa kau tunjukkan pada dunia…

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Berkah Sahabat

Diambil dari Tomy Diamond
Ini kisah persahabatan dua anak manusia. Yang seorang adalah putra presiden, yang lain pemuda rakyat jelata bernama Pono. Persahabatan ini sudah terjalin sejak mereka masih di bangku sekolah. Pono punya kebiasaan yang kadang menjengkelkan. Apa pun peristiwa yang terjadi di depannya selalu dianggap positif. “Itu Baik!” katanya senantiasa.
Hari itu seperti yang sering mereka lakukan, Pono menemani sahabatnya berburu. Tugasnya membawa senapan dan mengisi peluru agar selalu siap digunakan. Entah kenapa, barangkali belum terkunci secara sempurna, setelah diserahkan kepada sahabatnya senapan itu meletus. Akibatnya cukup fatal.Ibu jari putra presiden terkena terjangan peluru dan putus. Melihat itu Tanpa sadar dengan kalemnya Pono berkomentar. “Itu Baik!” Kontan sahabatnya naik pitam. “Bagaimana Kau ini! Jempolku putus tertembak, malah dibilang Baik. Brengsek!” Agaknya, kali ini kelakuan Pono tak termaafkan. Ia dijebloskan ke penjara.
Beberapa bulan kemudian, sang putra presiden kembali pergi berburu ke Afrika. Malang, ia tersesat di hutan lebat dan ditangkap suku primitif yang masih kanibal. Malam harinya, dalam keadaan terikat ia akan dibakar untuk disantap ramai-ramai. Anehnya, mendadak ia dibebaskan. Belakangan ketahuan, suku tersebut pantang memangsa makhluk yang organ tubuhnya tidak lengkap.
Nasib baik itu membuat sang putra presiden termenung. Ia teringat kembali peristiwa ketika jempolnya putus tertembak lantaran ulah Pono. Ia kemudian menemui Pono di penjara.
“Ternyata Kau benar. Ada baiknya jempolku tertembak,” katanya sambil menceritakan peristiwa yang baru saja dialaminya di Afrika. “Aku menyesal telah memenjarakanmu.”
“Oh, tidak!’ Bagiku, ini Baik!”
“Bagaimana kau ini? Memenjarakan teman kau bilang baik?”
“Kalau aku tidak dipenjara, pasti saat itu aku bersamamu.”
Kisah satir ini mengingatkan pada pernyataan Randolph Bourne, intelektual Amerika yang juga anak didik John Dewey. Katanya, seorang teman itu memang dipilih untuk kita berdasarkan hukum perasaan yang tersembunyi, bukan oleh kehendak sadar kita si manusia.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Kekuatan Berpikir Positif

Suatu ketika seorang pria menelepon Norman Vincent Peale. Ia tampak sedih. Tidak
ada lagi yang dimilikinya dalam hidup ini. Norman mengundang pria itu untuk
datang ke kantornya.

“Semuanya telah hilang. Tak ada harapan lagi,” kata pria itu.

“Aku sekarang hidup dalam kegelapan yang amat dalam. Aku telah
kehilangan hidup ini.

Norman Vincent Peale, penulis buku “The Power of Positive Thinking”, tersenyum
penuh simpati.

“Mari kita pelajari keadaan anda,” katanya Norman dengan lembut.

Pada selembar kertas ia menggambar sebuah garis lurus dari atas ke bawah tepat
di tengah-tengah halaman. Ia menyarankan agar pada kolom kiri pria itu
menuliskan apa-apa yang telah hilang dari hidupnya. Sedangkan pada kolom kanan,
ia menulis apa-apa yang masih tersisa.

“Kita tak perlu mengisi kolom sebelah kanan,” kata pria itu tetap dalam
kesedihan.

“Aku sudah tak punya apa-apa lagi.”

“Lalu kapan kau bercerai dari istrimu?” tanya Norman.

“Hei, apa maksudmu? Aku tidak bercerai dari istriku. Ia amat mencintaiku! “

“Kalau begitu bagus sekali,” sahut Norman penuh antusias.

“Mari kita catat itu sebagai nomor satu di kolom sebelah kanan “Istri yang amat
mencintai”. Nah, sekarang kapan anakmu itu masuk penjara?”

“Anda ini konyol sekali. Tak ada anakku yang masuk penjara!”

“Bagus! Itu nomor dua untuk kolom sebelah kanan “Anak-anak tidak berada dalam
penjara.” kata Norman sambil menuliskannya di atas kertas tadi.Setelah beberapa
pertanyaan dengan nada yang serupa, akhirnya pria itu menangkap apa maksud
Norman dan tertawa pada diri sendiri.

“Menggelikan sekali. Betapa segala sesuatunya berubah ketika kita berpikir
dengan cara seperti itu,” katanya.

Kata orang bijak, bagi hati yang sedih lagu yang riang pun terdengar memilukan.
Sedangkan orang bijak lain berkata, sekali pikiran negatif terlintas di pikiran,
duniapun akan terjungkir balik…….

Maka mulailah hari dengan selalu berfikir positif…..

Norman Vincent Peale
Penulis buku The Power of Positive Thinking

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

4 LILIN

Ada 4 lilin yang menyala, sedikit demi sedikit lilin tersebut habis meleleh
dan suasana terasa begitu sunyi sehingga terdengarlah percakapan mereka.
Yang pertama berkata : ” Aku adalah Damai. Namun manusia tak mampu menjagaku : maka lebih baik aku mematikan diriku saja !”
Demikianlah sedikit demi sedikit sang Lilin padam.

Yang kedua berkata : “Aku adalah Iman. Sayang aku tak berguna lagi. Manusia
tak mau mengenalku, untuk itulah tak ada gunanya aku tetap menyala.”
Begitu selesai bicara, tiupan angin memadamkannya.

Dengan sedih giliran ketiga berbicara :” Aku adalah Cinta. Tak mampu lagi
aku untuk tetap menyala. Manusia tidak lagi memandang dan menganggapku berguna.
Mereka saling membenci, bahkan membenci mereka yang mecintainya, membenci keluarganya. ” Tanpa menunggu waktu lama, maka matilah Lilin ketiga.

Tanpa terduga….seorang anak saat itu masuk ke dalam kamar, dan melihat
ketiga lilin telah padam. Karena takut akan kegelapan itu, ia berkata :
” Ekh, apa yang terjadi ? Kalian harus tetap menyala, aku takut akan kegelapan !” Lalu ia menangis tersedu-sedu.

Lalu dengan terharu Lilin keempat berkata : ” Jangan takut, janganlah menangis, selama aku masih ada dan tetap menyala, kita tetap dapat selalu menyalakan ketiga Lilin lainnya : ” Akulah HARAPAN “
Dengan mata bersinar, sang anak mengambil Lilin Harapan, lalu menyalakan
kembali ketiga Lilin lainnya.

Apa yang tidak pernah mati hanyalah HARAPAN. Harapan yang ada dalam hati kita.
Dan masing-masing kita semoga dapat menjadi alat seperti anak tersebut, yang dalam situasi apapun mampu menghidupkan kembali Iman, Damai, Cinta dengan HARAPAN-nya !

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Miris Melihat Mahasiswa Cengeng Sok Pinter Yang Cuma Bisa Demo

From : Kaskus

Demo hari ini (28 Januari 2010) saya melihatnya seperti segerombolan anak kecil yang merengek-rengek sambil menangis yang minta dibelikan mainan atau dituruti kemauannya.
Yahhh lihat saja … mungkin agan-agan sekalian tau mereka dari Universitas apa saja dan dengan kredibilitas yang bagaimana ? (Maaf, Saya benar-benar tidak melihat ada Universitas yang benar-benar menghasilkan mahasiswa yang berbobot untuk duduk di pemerintahan)

Saya tantang para mahasiswa pendemo, untuk menjawab pertanyaan saya:

1. Apakah kewajiban kalian sebagai mahasiswa sudah terpenuhi ? saya tidak melihat dari nilai IPK atau IPS yang kalian dapat, tapi kuliah kalian itu dibiayai oleh orang tua dan Anda memiliki kewajiban untuk menjalankan perkuliahan dengan sebaik-baiknya, so … apakah Anda benar-benar memahami apa yang sudah dipelajari sampai dengan semester ini ?

2. Apakah Anda berkelakuan demikian benar-benar memiliki motivasi untuk memajukan negara, atau cuma sekedar untuk “Keren-kerenan”, atau cuma merengek-rengek menyalahkan Pemerintah untuk mentoleransi kemalasan kalian dalam membangun Negara ?

3. Apakah Anda sudah benar-benar bersih dari hal-hal buruk seperti, Mencontek, Malas Belajar, Korupsi Uang Orang Tua, Narkoba, bagaimana tingkah laku Anda di lingkungan sekitar Anda ?

4. Anda berdemo berarti merasa lebih becus dari Pemerintah, saya pengen tau pemikiran apa yg melandasi itu, dan mengapa Anda tidak mengambil jalan yang sah, seperti lulus kuliah, ambil gelar Master atau Doktor, aktif di partai dan jadilah Pemimpin yang Lurus ?

5. Anda berani karena ramai, apakah bila sendiri Anda punya nyali ?

Pikirkan panjang-panjang Kalo Anda merasa sudah memenuhi semua itu SILAHKAN BERDEMO atau KUDETA.
Tapi kalau belum … ASAL TAHU AJA KAMI TIDAK AKAN PERNAH MAU DIPIMPIN OLEH ORANG-ORANG GOBLOG DAN BERPIKIRAN PENDEK MACAM KALIAN !!!

Saya sendiri pernah aktif dalam senat mahasiswa sebuah universitas, yah isinya hanya orang-orang yang pengen GAYA dengan dalih UNTUK NEGARA, tapi pelajaran mereka sendiri ga beres. (yang bikin saya mundur)

Pernakah kalian berpikir dengan berdemo besar-besaran menyebabkan jalanan macet dan proses perekonomian jadi terhambat ?

Pernakah Anda berpikir apakah semua orang suka dengan tindakan kalian ? Mungkin dengan membagi2kan selebaran, orang akan menerima dengan senyum manis, dan SUMPAH SERAPAH pada Anda dan 7 turunan Anda dalam hati mereka.

Loser hanya bisa menyalahkan orang lain, dan tidak pernah instropeksi.

Jujur saya pribadi juga kecewa dengan sistem pemerintahan SBY yang kurang tegas, tapi saya tahu, Indonesia adalah Bangsa yang BESAR dengan penduduk lebih dari 250 juta, tidak mudah untuk memperbaiki kerusakan yang sudah terjadi dari pemerintah2 sebelumnya. Saya yakin SBY berani mengklaim sebagai Presiden Indonesia, dia berusaha semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan beliau. Belum lagi usaha kaum oposisi yang hanya mementingkan kepentingan perut masing-masing yang berusaha menjatuhkan.

Saya bukannya tidak berharap akan kemajuan bangsa ini, saya sendiri sudah hopeless melihat orang-orang yang duduk di DPR malah melanjutkan tindak-tanduk korupsi, ditambah banyak artis-artis dodol yang sok-sok an merasa bisa jadi wakil rakyat pula. Menurut saya pribadi, DPR lah ang harus dibubarkan, bukan Presiden yang turun.

Kalau ingin memajukan bangsa Indonesia, sudahlah tidak usah berharap dari para Wakil Rakyat. MUlailah dari diri kita sendiri masing-masing dahulu.

“Banyak orang yang berpikir untuk merubah orang lain, tetapi hanya sedikit yang berpikir untuk merubah diri sendiri.”

Sebagai MAHASISWA (MAHA – SISWA) Anda dianggap sebagai kaum Intelektual, bisakah menyelesaikan persoalan dengan cara Intelektual ?

Marilah kita yang bercita-cita untuk memajukan Bangsa ini bisa memulai bersatu melakukan sesuatu untuk Bangsa kita tanpa pamrih, tanpa nama, tanpa atribut (Univ, perusahaan, partai, agama)

Bikinlah GERAKAN RAKYAT INDONESIA MANDIRI

Kita dapat memberi pendidikan dan ketrampilan usaha mandiri kepada orang-orang miskin yang membutuhkan, agar kelak di masa depan tidak ada pengemis di Indonesia.

Kita menahan diri dan men tega kan diri, untuk tidak memberikan sedekah kepada pengamen atau anak-anak jalanan (kalau saya sih kasih kalo uda bener2 tua bgt) supaya kelak perekonomian di Indonesia tidak ada pengemis.

Biasakan mengantri dengan tertib bila berada di suatu tempat, dan akan menjadi percontohan bagi orang lain.

Masih banyak sekali program-program lain yang dapat diterapkan… Hal-hal kecil, dapat kita lakukan, meskipun dampaknya tidak terlaksana sekarang, tetapi pengaruhnya besar di masa depan.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Baju-baju yang menipu

Seorang wanita yang mengenakan gaun pudar menggandeng suaminya yang berpakaian sederhana dan usang, turun dari kereta api di Boston, dan berjalan dengan malu-malu menuju kantor Pimpinan Harvard University. Mereka meminta janji.
Sang sekretaris Universitas langsung mendapat kesan bahwa mereka adalah orang kampung, udik, sehingga tidak mungkin ada urusan di Harvard dan bahkan mungkin tidak pantas berada di Cambridge.

“Kami ingin bertemu Pimpinan Harvard”, kata sang pria lembut.
“Beliau hari ini sibuk,” sahut sang Sekretaris cepat.
“Kami akan menunggu,” jawab sang Wanita.
Selama 4 jam sekretaris itu mengabaikan mereka, dengan harapan bahwa pasangan tersebut akhirnya akan patah semangat dan pergi. Tetapi nyatanya tidak. Sang sekretaris mulai frustrasi, dan akhirnya memutuskan untuk melaporkan kepada sang pemimpinnya.

“Mungkin jika Anda menemui mereka selama beberapa menit, mereka akan pergi,” katanya pada sang Pimpinan Harvard. Sang pimpinan menghela nafas dengan geram dan mengangguk. Orang sepenting dia pasti tidak punya waktu untuk mereka. Dan ketika dia melihat dua orang yang mengenakan baju pudar dan pakaian usang diluar kantornya, rasa tidak senangnya sudah muncul. Sang Pemimpin Harvard, dengan wajah galak menuju pasangan tersebut. Sang wanita berkata padanya, “Kami memiliki seorang putra yang kuliah tahun pertama di Harvard. Dia sangat menyukai Harvard dan bahagia di sini. Tetapi setahun yang lalu, dia meninggal karena kecelakaan. Kami ingin mendirikan peringatan untuknya, di suatu tempat di kampus ini, bolehkan?” tanyanya, dengan mata yang menjeritkan harap.

Sang Pemimpin Harvard tidak tersentuh, wajahnya bahkan memerah. Dia tampak terkejut. “Nyonya,” katanya dengan kasar, “Kita tidak bisa mendirikan tugu untuk setiap orang yang masuk Harvard dan meninggal. Kalau kita lakukan itu, tempat ini sudah akan seperti kuburan.”
“Oh, bukan,” Sang wanita menjelaskan dengan cepat, “Kami tidak ingin mendirikan tugu peringatan. Kami ingin memberikan sebuah gedung untuk Harvard.” Sang Pemimpin Harvard memutar matanya. Dia menatap sekilas pada baju pudar dan pakaian usang yang mereka kenakan dan berteriak, “Sebuah gedung?! Apakah kalian tahu berapa harga sebuah gedung ?! Kami memiliki lebih dari 7,5 juta dolar hanya untuk bangunan fisik Harvard.” Untuk beberapa saat sang wanita terdiam. Sang Pemimpin Harvard senang. Mungkin dia bisa terbebas dari mereka sekarang. Sang wanita menoleh pada suaminya dan berkata pelan, “Kalau hanya sebesar itu biaya untuk memulai sebuah universitas, mengapa tidak kita buat sendiri saja?” Suaminya mengangguk. Wajah sang Pemimpin Harvard menampakkan kebingungan.

Mr. dan Mrs. Leland Stanford bangkit dan berjalan pergi, melakukan perjalanan ke Palo Alto, California, di sana mereka mendirikan sebuah Universitas yang menyandang nama mereka, sebuah peringatan untuk seorang anak yang tidak lagi diperdulikan oleh Harvard. Universitas tersebut adalah Stanford University, salah satu universitas favorit kelas atas di AS saat ini.

Kita, seperti pimpinan Harvard itu, acap silau oleh baju, dan lalai. Padahal, baju hanya bungkus, apa yang disembunyikannya, kadang sangat tak ternilai. Jadi, janganlah kita selalu abai, karena baju-baju,acap menipu.

kiriman Giorgio Chiellini

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Wajib Dibaca Nie !!

Biasanya anak-anak yang jauh dari orang tuanya merasa kangen sekali dengan Mamanya.

Lalu bagaimana dengan Papa?

Mungkin Mama lebih sering menanyakan keadaan anaknya setiap hari.
Tapi taukah kamu jika Papamu yang mengingatkannya untuk menelfonmu?

Mungkin Mama yang lebih sering mengajakmu bercerita,
Tapi taukah kamu sepulangnya ia bekerja, dengan wajah lelah, ia selalu menanyakan kabarmu dari Mamamu?

Waktu kecil…

Papa mengajari putri kecilnya bermain sepeda.
Setelah dia mengganggap kamu bisa, ia melepaskan roda bantu di sepedamu.
Saat itu Mama menutup mata karena takut anaknya terjatuh lalu terluka.
Tapi Ayah dengan yakin menatapmu mengayuh sepeda dengan pelan karena dia tahu putri kecilnya pasti bisa.

Saat kamu menangis meronta meminta boneka yg baru,
Mama menatapmu iba,
tetapi Ayah mengatakan dengan tegas, “Kita beli nanti, tapi tidak sekarang.”
Karena ia tidak ingin kamu menjadi manja dengan semua tuntutan yang selalu dipenuhi.

Ketika kamu remaja…

Kamu mulai menuntut untuk keluar malam.
Lalu papa mulai bersikap lebih tegas ketika mengatakan “Tidak”.
Itu untuk menjagamu karena kamu adalah sesuatu yang berharga.
Lalu kamu masuk ke kamar membanting pintu.
Tapi yang datang mengetok pintu dan membujukmu adalah mama.
Tahukah kamu saat itu dia memejamkan matanya dan menahan diri,
karena dia sangat ingin mengikuti keinginanmu.
Tapi lagi-lagi… dia harus menjagamu.

Saat seorang cowok mulai sering datang mencarimu,
Papa akan memasang wajah paling cool sedunia.
Dan sesekali menguping atau mengintip saat kmu sedang brdua di ruang tamu.
Tahukah kamu, dia merasa cemburu?

Dan saat dia melonggarkan sedikit peraturan, kamu melanggar jam malamnya.
Ia duduk di ruang tamu, menunggumu pulang dengan sangat, sangat khawatir.
Wajah khawatir itu mengeras ketika melihat putri kecilnya pulang terlalu larut.
Dia marah.
Karena hal yang ditakutinya akhirnya datang…
“Putri kecilnya sudah tidak ada lagi”

Saat papa sedikit memaksamu untuk menjadi seorang dokter,
Ketahuilah bahwa ia hanya memikirkan masa depanmu nanti.
Tapi toh dia tetap tersenyum saat pilihanmu adalah menjadi seorang penulis.

Sampai saat papa harus melepasmu di bandara.
Bahkan badannya terlalu kaku untuk memelukmu.
Ia hanya tersenyum sambil memberi nasehat ini-itu.
Dia ingin menangis seperti mama yang menangis dan memelukmu erat.
Tapi dia hanya menghapus sedikit air mata di sudut matanya dan menepuk pundakmu,
berkata, “Jaga diri baik-baik”,
Agar kamu kuat untuk pergi.

Saat kamu butuh uang untuk membiayai uang semester dan kehidupanmu,
orang pertama yang mengerutkan kening adalah Papa.
Berusaha mencari jalan agar anaknya bisa merasa sama dengan yang lain.

Ketika permintaanmu bukan lagi sekedar meminta boneka baru,
dan ia tau ia tidak bisa memberikan.
Dia sangat ingin mengatakan, “Iya, Nak, Nanti kita beli”
dan saat kata-kata yg keluar adalah “Tidak bisa” dari bibirnya.
Tahukah kamu, ia merasa gagal membuat anaknya tersenyum?

Saat kamu sakit dan tidak berada di dekatnya.
Papa terlalu khawatir sampai kadang sedikit membentak,
berkata, “Sudah dibilang jangan minum air dingin!”.
Berbeda dgn mama yg memperhatikanmu dengan lembut.
Ketahuilah saat itu ia benar-benar khawatir dengan keadaanmu.

Dan di saatnya nanti kamu wisuda sebagai seorang sarjana,
Papa adalah orang pertama yang berdiri dan memberi tepuk tangan untukmu.
Dia yang tersenyum bangga dan puas melihat “Putri kecilnya yang tidak manja berhasil tumbuh dewasa dan telah menjadi seseorang.”

Sampai saat seorang teman hidupmu datang dan meminta izin mengambilmu darinya.
Papa akan sangat berhati-hati memberikan izin.
Karena ia tahu laki-laki itu yang nanti akan menggantikannya.

Dan saat Papa melihatmu duduk di panggung pernikahan bersama seseorang yang dianggapnya pantas menggantikannya.
Papa pergi ke belakang panggung dan menangis…
“Tugasku telah selesai dengan baik.
Putri kecilku yang lucu telah menjadi wanita yang cantik.”

Papa hanya bisa menunggu kedatanganmu dan cucu-cucunya sesekali untuk menjenguknya.
Dengan rambut yang telah memutih dan badan yang tak lagi kuat untuk menjagamu dari bahaya.

Papa adalah sosok yang harus selalu terlihat kuat bahkan ketika dia tidak kuat untuk tidak menangis.
Harus terlihat tegas bahkan saat dia ingin memanjakanmu.
Papa juga orang pertama yang selalu yakin bahwa “kamu bisa” dalam hal apapun.

Tersenyum dan bersyukurlah ketika kamu bisa merasakan kasih sayang seorang Papa hingga tugasnya selesai.
Kamu adalah salah satu orang yang beruntung.
Karena papa adalah sosok superhero yang hebat!

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

RI Bercita-cita Produksi Mesin Otomotif Akhir 2011

Sumber : Detik Finance

Selama kurang lebih 40 tahun, Indonesia hanya bisa ambil bagian dalam proses perakitan pada industri otomotif seperti motor dan mobil. Pemerintah bercita-cita Indonesia bisa memproduksi mesin otomotif pada akhir 2011 atau mulai 2012.

Demikian disampaikan oleh Menteri Perindustrian MS. Hidayat ketika ditemui di kantor Menko Perekonomian, Jalan Lapangan Banteng, Jakarta, Kamis (12/8/2010).

“Industri otomotif itu kan 40 tahun sudah perakitan. Kita sedang memikirkan untuk bikin engine (mesin) sendiri. Tapi industri dalam negeri lebih ke perakitan dan kita memikirkan untuk bikin engine sendiri walau kecil. Mudah-mudahan akhir 2011 atau 2012,” tutur Hidayat.

Kemudian, lanjut Hidayat, Indonesia ingin menjadi basis produksi untuk ekspor produk-produk otomotif. Bahkan Indonesia ingin bersaing dengan Thailand sebagai basis industri otomotif.

“Kita mau jadi produksi seperti Thailand. Mulai dengan yang kami sebut low cost engine car yang punya segmen pasar sekitar 300 ribu unit. Kita join dengan luar negeri tidak apa-apalah. Negaranya sudah ada sekarang sedang berunding,” tegasnya.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Tren Pembangunan Mal akan Semakin Berderet

Sumber : Detik Finance

Tren pembangunan mal di Indonesia khususnya Jakarta akan mengarah pada pembangunan mal yang saling berhimpitan atau berderet-deret.

Tipe pengembangan mal seperti ini meniru konsep pembangunan mal negara-negara tetangga seperti di Singapura, Malaysia, Thailand dan Hong Kong. Konsep mal yang saling menyambung satu dengan lainnya akan mudah menyedot pengunjung terutama turis asing.

“Kalau kita masih renggang-renggang, terpisah. Bukit Bintang Malaysia mal-malnya sudah berhimpitan. Kita harapkan Jl Satrio (Jakarta) juga begitu nanti ada Casablanca, Ciputra  World,” kata Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Stefanus Ridwan saat dihubungi detikFinance, Kamis (12/8/2010)

Menurutnya keberadaan mal jika tak saling menyambung  tak akan memiliki daya tarik karena tren konsumen atau turis menginginkan lokasi belanja yang komprehensif.

“Itu bagus dong,  seperti Orchard Road Singapura lebih nempel-nempel,” katanya.

Ridwan menuturkan dari sisi jumlah mal, Indonesia masih kalah jauh dengan negara lain misalnya Hongkong yang wilayahnya tidak luas justru memiliki mal hingga 200 mal.

Sementara di Jakarta yang lebih luas hanya mencapai 69 mal, sementara jumlah total mal yang ada di Indonesia mendekati 200 mal.

“Untuk urusan mal Indonesia kalah dengan Hongkong,” katanya.

Namun ia tetap optimis berdirinya mal dalam beberapa tahun kedepan akan semakin besar sejalan menggeliatnya sektor properti. Proyeksi penambahan mal di tahun  2011 khususnya di Jakarta sedikitnya akan bertambah 3 mal baru yaitu mal  Casablanca, Kuningan City dan Ciputra World.

“Tumbuhnya keberadaan mal sebagai tanda ekonomi Indonesia membaik, sebagai tempat pemasaran, penyerapan karyawan yang bekerja di mal cukup besar,” katanya.

Seperti diketahui pembangunan mal-mal di kota-kota besar saat ini semakin pesat. Beberapa mal-mal baru yang muncul antaralain Mal Pejaten, Gandaria City dan lain-lain.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS
 Page 81 of 97  « First  ... « 79  80  81  82  83 » ...  Last »