Infrastruktur RI Tak Memadai, Pengusaha Pilih Investasi ke Malaysia
Source : Detik Finance
Jakarta – Pengusaha dalam negeri menilai infrastruktur Indonesia kurang memadai untuk investasi jangka panjang, maka dari itu wajar saja banyak yang memilih berinvestasi ke negara tetangga seperti Malaysia.
Hal itu diungkapkan Ketua APINDO (Asosiasi Pengusaha Indonesia), Sofjan Wanandi ketika dihubungi oleh detikFinance, Selasa (14/12/2010).
“Beralihnya para pemilik modal di Indonesia untuk berinvestasi ke Malaysia sedikit banyak diakibatkan oleh tersedianya infrastruktur yang memadai yang ditawarkan oleh pemerintah Malaysia. Infrastruktur yang tidak dimiliki oleh Indonesia justru menjadi faktor penarik para investor,” katanya.
Ia mengatakan, salah satu contoh kurangnya infrastruktur di Indonesia paling mudah dilihat dari kondisi jalan dan keadaan macet yang terjadi di Indonesia. Menurut Sofjan, perbaikan infrastruktur yang memadai seperti yang ditawarkan oleh luar negeri merupakan salah satu solusi yang harus dipikirkan bersama.
Sofjan menambahkan, adanya perpindahan investor dalam negeri ke luar negeri itu merupakan salah satu pekerjaan rumah bagi pemerintah. Apa yang menjadi faktor penarik para investor dalam negeri untuk berinvestasi ke Malaysia merupakan salah satu tugas yang harus dipikirkan oleh pemerintah sebagai badan yang berhubungan langsung dengan para pemilik modal tersebut.
Faktor penarik tersebut sebisa mungkin direalisasikan di Indonesia agar para investor dalam negeri tidak beralih keluar. Beberapa faktor penarik yang ditawarkan oleh pemerintah Malaysia adalah adanya pemberian izin dalam waktu sesingkat mungkin dan keringanan pajak, cukai.
Miris memang, ujar Sofjan, mendengar para pemilik modal dalam negeri lebih memilih untuk berinvestasi ke luar negeri, mengingat masih banyaknya lahan yang belum digarap oleh pemerintah. Sofjan menambahkan, salah satu sektor yang mempunyai potensi besar untuk dikembangkan adalah dari sektor manufaktur.
“Jika sektor yang berhubungan dengan sumber daya alam sudah banyak digarap oleh pemerintah, lain halnya dengan sektor manufacturing. Sektor manufacturing jika dikembangkan akan membawa keuntungan asal digarap dengan baik. Selain itu, sektor ini juga dapat menyerap banyak tenaga kerja sehingga akan mengurangi jumlah pengangguran di Indonesia,” ungkapnya.
Seperi diberitakan sebelumnya, usaha pendekatan yang dilakukan oleh Perdana Menteri Malaysia, YAB Tan Sri Dato Muhyiddin Yassin, membuahkan hasil yang memuaskan. Pertemuan yang dilakukan Tan Sri bersama dengan 13 pengusaha besar di kantornya pada Jumat (3/12/2010), Jl. Kapten Tendean, Jakarta, ternyata menumbuhkan minat yang cukup besar bagi para pengusaha Indonesia untuk berinvestasi ke Malaysia.
Beberapa perusahaan yang disinggung akan berinvestasi ke Malaysia adalah Ciputra (perusahaan properti), Grup Lippo (perusahaan health care), dan PT Citra Sari Makmur.