Apakah kita melarikan diri atau masuk ke dalam?
Taukah kita, bahwa penyebab kegagalan yang sesungguhnya dari bangsa israel bukanlah pada saat para pengintai yang tawar hati begitu melihat musuhnya dan mundur dari tanah perjanjian. Melainkan sesungguhnya kegagalan bangsa Israel tarjadi pada saat mereka berada di kaki gunung Sinai.
Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: “Pergilah kepada bangsa itu; suruhlah mereka menguduskan diri pada hari ini dan besok, dan mereka harus mencuci pakaiannya.
Menjelang hari ketiga mereka harus bersiap, sebab pada hari ketiga TUHAN akan turun di depan mata seluruh bangsa itu di gunung Sinai.
Hanya apabila sangkakala berbunyi panjang, barulah mereka boleh mendaki gunung itu.”
-Keluaran 19:10-11,13b-
Tuhan memanggil bangsa Israel bukanlah ke suatu tempat perjanjian yang merupakan lokasi fisik yang tertera pada peta, karena bangsa Israel telah lama berlalu lalang dalam padang gurun. Berkat-berkat kepada Israel tidak merupakan tanah yang subur atau tempat yang berbatu untuk menjadi milik mereka. Tetapi Tuhan memanggil mereka ke suatu tempat perjanjian di dalam Dia. Suatu tempat dimana semakin intim dengan Sang Pencipta mereka, dan tidak ditawarkan kepada orang lain di planet ini.
Kamu akan menjadi bagi-Ku kerajaan imam dan bangsa yang kudus. Inilah semuanya firman yang harus kaukatakan kepada orang Israel. Keluaran 19:6
Tuhan ingin bangsa Israel menjadi bangsa yang kudus, kerajaan imam. Dimana Israel bukan lagi sekedar bangsa pilihan Tuhan, tetapi Tuhan menawarkan kedekatan yang lebih lagi untuk seluruh bangsa itu.. Yaitu dimana mereka hidup kudus dan setiap dari mereka menjadi imam yang dekat dengan Tuhan. Ya, Tuhan ingin Israel datang mendekat dan mencapai keintiman denganNya. Tapi ternyata mereka merasa tidak nyaman.
Seluruh bangsa itu menyaksikan guruh mengguntur, kilat sabung-menyabung, sangkakala berbunyi dan gunung berasap. Maka bangsa itu takut dan gemetar dan mereka berdiri jauh-jauh.
Mereka berkata kepada Musa: “Engkaulah berbicara dengan kami, maka kami akan mendengarkan; tetapi janganlah Allah berbicara dengan kami, nanti kami mati.”
Tetapi Musa berkata kepada bangsa itu: “Janganlah takut, sebab Allah telah datang dengan maksud untuk mencoba kamu dan dengan maksud supaya takut akan Dia ada padamu, agar kamu jangan berbuat dosa.”
Adapun bangsa itu berdiri jauh-jauh, tetapi Musa pergi mendekati embun yang kelam di mana Allah ada.
Keluaran 20:18-21
Mereka mendengar kilat dan guntur, dan mereka mundur karena takut. Mereka melarikan diri dari hadiratNya dan bukan memburu Dia seperti yang dilakukan oleh Musa. Mereka tidak suka dengan gaya kepemimpinan yang Tuhan pilih. Mereka melarikan diri dari hubungan intim yang kudus dengan Allah dan hasil akhir dari pelarian diri mereka ialah mereka tidak masuk dalam tanah perjanjian itu selain daripada anak-anak mereka. Karena mereka lebih suka penghormatan jarak jauh daripada hubungan yang intim.
Sekarang kita menghadapi tantangan yang sama yang dihadapi oleh bangsa Israel ribuan tahun yang lalu: Apakah kita akan melarikan diri atau masuk ke dalam? Ke dalam hadiratNya.
Pada saat itu bangsa Israel melarikan diri dari Tuhan dan menuntut musa berdiri diantara mereka. Gereja telah menderita persoalan yang sama pada waktu itu. Kita sering lebih suka jika ada seseorang yang berdiri diantara kita dan Allah. Kita memiliki ketakutan manusiawi terhadap hubungan intim yang kudus dari Tuhan. Akar dari ketakutan ini dimulai jauh ke belakang di taman eden, ketika adam dan hawa menyembunyikan diri dalam ketakutan yang memalukan sementara Tuhan merindukan suautu persekutuan yang manis.
Tuhan sudah bosan memiliki hubungan jarak jauh dengan umatNya. Dia benar-benar menginginkan perjumpaan yang intim dan dekat dengan Anda dan saya. Dan keintiman dengan Tuhan menuntut kesucian.
Dan kita diperhadapkan akan suatu pertanyaan, apakah kita mendaki gunungNya yang kudus dan intim dalam kemuliaanNya, atau melarikan diri? Ataukah kita akan menjadi bangsa Israel menolak yang ‘TERBAIK’ karena mereka merasa kondisi mereka adalah ‘BAIK’
Ingatlah bahwa Tuhan mencari seorang mempelai, bukan fans, bukan kekasih simpanan atau kekasih gelap atau pacar yang putus nyambung tanpa komitmen.
God Bless 🙂
All written in this note inspired by
‘Alkitab’penerbit LAI
‘PEMBURU TUHAN’ Tommy Tenney. Penerbit Immanuel
‘Beriman atau GR?’ Pdt. R. Pakapahan & Pdt.Evans.. Penerbit Andi