BI Sudah Rencanakan Redenominasi Rupiah Sejak Tahun 2009
Sumber : Detik Finance
Bank Indonesia rupanya sudah merencanakan redenominasi rupiah sejak tahun 2009 lalu sehingga sudah banyak yang tahu soal rencana itu. Jika pemerintah kemudian mengaku tidak tahu menahu soal rencana redenominasi rupiah itu, maka itu berarti kepura-puraan belaka.
Demikian disampaikan oleh Pengamat Pasar Uang Farial Anwar kepada detikFinance, Jumat (6/8/2010).
“Saya saja yang orang biasa sudah mendengar soal rencana redenominasi ini sejak sebelum Ramadhan tahun lalu. Jadi ini bukan rencana yang tiba-tiba. BI sudah melakukan riset sebalum melontarkan wacana tersebut. Jadi bohong kalau pemerintah tidak tahu,” tegasnya.
Farial mengatakan, BI membutuhkan kerjasama dan dukungan dari pemerintah untuk melakukan sosialisasi rencana redenominasi ini.
“Memalukan kalau sampai Menteri Keuangan tidak tahu dan hanya cari selamat. Pemerintah harus dukung. Harusnya tidak seperti itu, harus ada back up dari pemerintah. Saya prihatin dengan sikap pemerintah yang seperti itu,” ujar Farial.
Dalam kesempatan itu, Farial pun memberikan masukannya untuk pelaksanaan redenominasi tersebut. Menurutnya, harus dipersiapkan mata uang baru untuk pelaksanaan awal redenominasi ini. Namun mata uang lama tetap masih berlaku.
“Harus dilakukan edukasi terus-menerus kepada masyarakat agar tidak muncul kepanikan. Redenominasi ini harus terus dilakukan karena nominal rupiah sudah terlalu besar. Kalau tidak dilakukan, saya tidak tahu akan sebesar apa nominal rupiah nanti,” tukasnya.
Seperti diketahui, BI akan melakukan redenominasi rupiah karena uang pecahan Indonesia yang terbesar saat ini Rp 100.000. Uang rupiah tersebut mempunyai pecahan terbesar kedua di dunia, terbesar pertama adalah mata uang Vietnam yang mencetak 500.000 Dong. Namun tidak memperhitungkan negara Zimbabwe, negara tersebut pernah mencetak 100 miliar dolar Zimbabwe dalam satu lembar mata uang.
BI akan mulai melakukan sosialisasi redenominasi hingga 2012 dan dilanjutkan dengan masa transisi. Pada masa transisi digunakan dua rupiah, yakni memakai istilah rupiah lama dan rupiah hasil redenominasi yang disebut rupiah baru. Redenominasi diharapkan bisa tuntas pada tahun 2022.