You are here: Home > Uncategorized > Sepotong Ayam Goreng (The True Story)

Sepotong Ayam Goreng (The True Story)

Taken From : warta Jemaat GMS edisi 10 Oktober 2010,Michael R.P Notes

Gerimis semakin kerap. Titik -titik air yang makin deras makin menderas menghentikan saya di sebuah warung nasi.” sekalian makan,” pikir saya sambil memesan sepiring pecel lele. perut saya memang keroncongan. Tak lama sesudah itu saya nikmati dengan lahap, keluarga itu datang. Seorang bapak, istri, dan dua anak mereka duduk di sebelah saya. Saya bisa melihat pakaian mereka yang basah. Iiseng saya melongok kendaraan mereka…. sebuah gerobak doronng !!!

Sang Bapak memasan dua piring nasi putih dan sepotong ayam goreng. “ia pasti kelaparan,” pikir saya. Setelah dilayani, ternyata yang menikmati makanan itu hanya istri dan anak-anaknya. sedangkan ia hanya meliha mereka menikmati makanan sambil tersenyum.

Anaknya makan dengan riang. Mereka menikmati ayam goreng itu. Saya melirik sang bapak, walau tampak kelelahan tetapi tampak bahagia. “Makan yang banyak. Ini kan hari ulang tahunmu,” katanya kepada salah satu anaknya. Hampir saja air mata saya keluar mendengarnya.

Hal ini menggugah saya. Jika bapa di dunia tahu bagaimana harus berkorban demi kebaikan anaknya, apalagi Bapa kita yang di sorga. Ia pasti memberikan yang terbaik untuk memenuhi segala kebutuhan kita. “Adakah seorang dari padamu yang memberi batu kepada anaknya, jika ia meminta roti, atau memberi ular, jika ia meminta ikan? Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pem berian yang terbaik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga!” ( Mat 7 : 9-11 )

Sebuah lirik lagu terngiang di benak saya, ” Ku tahu Bapa, peliharaku, Dia baik, Dia baik,” Sebelum pelan-pelan saya berkata kepada penjaga warung. “mas, punya bapak itu saya saja yang membayarnya, dan tolong tambah juga nasi putih, ayam goreng, dan tahu tempe goreng untuk  mereka.” Lalu lekas-lekas saya pergi mmeninggalkan tempat itu.

Jangan pernah mengeluh dengan keadaan kita saat ini. Jangan pernah mengeluh akan apa yang kita makan hari ini. Karena masih banyak orang yang  lebih kurang beruntung dari kita, dan mereka makan jauh lebih sederhana dari kita, tetapi hal itu tidak mengurangkan damai sejahtera di hati mereka. Bersyukurlah senantisa di dalam Tuhan Yesus! Dia baik.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

9 Responses to “Sepotong Ayam Goreng (The True Story)”

  1. Lili says:

    Hello! Is it OK if I go a bit off topic? I am trying to view your blog on my Macbook but it doesn’t display properly, any suggestions? You can always email me at arling@gmail.com Thanks in advance! Lili

  2. I would like to thank you for the efforts you have made in writing this article. I am hoping the same best work from you in the future as well. In fact your imaginative writing abilities has inspired me to start my own blog now. Truly the blogging is spreading its wings rapidly. Your write up is a fine instance of it.

  3. Interesting and real really true. Bookmarked.

  4. Another Title…

    I saw this really good post today….

  5. siodlo says:

    This is an fantastic put up. We have a equivalent site myself so I will always keep coming again to read additional.

  6. Cecil Petris says:

    Thanks. Added to bookmarks now.

  7. Excellent. Nice throw down! =)

  8. lose weight says:

    Man you legend. Come see my blog, you will enjoy it.

Leave a Reply

You must be logged in to post a comment.