You are here: Home > Uncategorized > RI Waspadai Lambatnya Pemulihan Ekonomi Negara Maju

RI Waspadai Lambatnya Pemulihan Ekonomi Negara Maju

Sumber : Detik Finance

Pemulihan ekonomi di beberapa negara maju tidak secepat yang diperkirakan sebelumnya, hal ini menjadi tantangan pemerintah dalam mengelola ekonomi 2011.

“Berdasarkan kajian kami, perekonomian dari sisi global ada perbaikan. Namun tolong perhatikan AS, karena pemulihan tidak secepat yang diperkirakan,” ujat Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Armida S. Alisjahbana saat ditemui di Kantor Menko Perekonomian, Jalan Lapangan Banteng, Jakarta, Rabu (11/8/2010).

Selain AS, lanjut Armida, China juga menunjukkan tren pelambatan. “Perekonomian global memang membaik, tetapi mungkin tidak secepat yang diperkirakan atau tidak luar biasa,” ujarnya.

Armida menilai pelambatan ekonomi global sedikit banyak akan memengaruhi kinerja perekonomian domestik. Dampak perlambatan global akan masuk salah satunya melalui ekspor.

“Seperti ekspor ke Eropa, mungkin masih berat,” ungkapnya.

Walaupun begitu, lanjut Armida, pemerintah tetap optimistis pertumbuhan ekonomi domestik pada 2011 akan terakselerasi.

“Untuk 2011, asumsi pertumbuhan ekonomi tetap 6,2-6,4 persen. Kira-kira 6,3 persen lah,” ungkapnya.

Pada 2011, menurut Armida, sumber pertumbuhan ekonomi akan lebih merata, tidak hanya bergantung pada konsumsi rumah tangga. “Komponen pertumbuhan ekonomi seperti ekspor dan investasi harus meningkat. Itu yang dikejar, sehingga pertumbuhan ekonomi bisa cepat dan berkualitas,” jelasnya.

Selain itu, demikian Armida, belanja pemerintah juga diharapkan akan terakselerasi sehingga berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi.

“Untuk belanja pemerintah sudah ada terobosan percepatan penyerapan anggaran. Sehingga yang tadinya menumpuk pada triwulan IV bisa bergeser ke triwulan II sampai triwulan III,” ujarnya.

Armida menyatakan untuk mempercepat belanja, pemerintah sudah mengadakan perubahan atas beberapa aturan, salah satunya Keppres No.80/2003 tentang pengadaan barang dan jasa pemerintah.

“Ada belanja barang dan jasa dengan nilai total sekitar Rp 370 triliun,” jelasnya.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Leave a Reply

You must be logged in to post a comment.