You are here: Home > Uncategorized > Perjalanan Hidup Sang Kerikil Usang

Perjalanan Hidup Sang Kerikil Usang

Semakin lama, hari semakin panas namun tetap saja aku melangkahkan kaki untuk melanjutkan hidupku. Semakin hari aku semakin merasa bahwa hidupku sudah tak berarti lagi: tak berkeluarga, tak bercinta dan tak berharta. Aku semakin yakin bahwa saat-saat kematianku sudah mendekat dan aku juga tahu tidak akan satu orang pun yang akan datang kepemakamanku. Kenapa?? Karena aku hanyalah sang kerikil usang yang hidup sebatang karang. Tuhan, jika ini saatnya Engkau mau mengambil nyawaku, aku rela. Karena tidak akan ada yang akan menangisi kematianku dan aku sudah rela kembali ke tempat asalku bersama-Mu, dan hanyalah bersama-Mu.

Aku berjalan seorang diri disepanjang pantai. Menghirup dan menikmati sang angin yang bertiup dengan segar ke arahku-segar. Aku menunggu kematianku, disini, menunggu saat aku akan dimakan oleh sang ratu ombak pantai ini. Tapi tidak ada tanda-tanda sang ratu ombak akan menelanku, malahan hanya dia menyapaku dengan lembut.

“Kenapa kau bersedih hati???” tanya sang ratu ombak dengan lembut membasahi permukaanku.

“Aku tidak bersedih.. aku hanya merasa bahwa aku hanya sendiri saja sepanjang jalan hidupku.” jawabku tanpa menunjukkan paras yang pasrah.

“Siapa bilang kalau kamu sedang sendiri kecil??” sang ratu ombak kembali bertanya.
“Tidakkah kamu melihat bahwa jejak kaki di pantai ini hanya sepasang, dan yang mana adalah jejak kakiku sendiri. ini membuktikan bahwa aku sendiri, sendiri dan selalu sendiri.” bantahku kasar ke ratu ombak.

“Jangan kau berkecil hati, tidakkah kamu tahu kenapa kamu hanya melihat sepasang kaki disini?? kamu tahu kenapa?? Ini karena, Tuhan sedang menggendongmu, Tuhan tidak akan pernah meninggalkan hambanya sendiri.” jelas sang ratu ombak.

Aku tersentak dan sadar. Benar, apa yang dikatakan oleh sang ratu ombak. Aku boleh saja merasa sendiri akantetapi, sebenarnya Tuhan selalu ada didekatku. Sesegera mungkin aku memohon pamit dengan sang ratu ombak dan berlari menuju rumahku. Aku ingin bangkit!! Bangkit dari semua mimpi dan pikiran yang bakal membawaku ke jurang hitam dan gelap. Aku adalah seseorang yang ada untuk masa depanku.

Ditengah perjalananku, aku bertemu dengan pak rumput. Beliau tampak sedang menatap kearahku dengan heran namun terkesima. Tanpa pikir panjang, aku pun menyapanya dengan lantang dan bersahabat. Diam sejenak, beliau terdiam. Beliau tidak menyangka bahwa aku yang selama ini berdiam diri dapat menegurnya. Dalam hati kecil, aku tahu bahwa selama ini aku memang tidak pernah yang bersosial dengan sesiapapun disekitarku karena aku merasa malu, malu karena aku tidak tahu jati diriku yang sebenarnya.

“Akhirnya kamu sadar dan bangkit dari kematianmu selama ini kecil. Apakah kamu sekarang sudah mempunyai semangat baru untuk meraih dan mendapatkan jati dirimu yang sebenarnya???” pak rumput bertanya dengan lembut dan bijaksana.

Aku pun mengangguk dengan cepat tanpa peritah dari sesiapapun. Aku sadar bahawa akulah orang dan hanya aku lah yang bisa dan dapat mengubah jalan hidupku. Melihat kesungguhanku, pak rumput memberitahuku untuk bersemedi di pucak gunung enam belas warna selama enam belas tahun enam belas bulan dan setiap hari keenam belas dalam setiap bulan, aku harus mencari dan makan enam belas dedaunan yang ada digunung itu.
Aku pun sudah bertekad tinggi, aku segera menyiapkan diri dan bersiap-siap untuk memujudkan apa yang aku mau.

Akhirnya dari sekian lamanya waktu, aku sudah menjadi sebuah batu raksasa yang gagah dan kuat. Aku yakin tidak akan ada orang yang bisa mengalahkan apalagi menghancurkanku. Aku pun menemui sang angin. Sang angin terlihat kesal dan iri denganku, dia berusaha meniupkan udara yang begitu kencang namun, dia gagal. Mulai saat itu, aku pun menjadi raja dari segalanya.

Aku mengumpulkan sejumlah kerikil kerikil kecil dengan beda beda ukuran, aku mengawetkan mereka dan menjadikan mereka perhiasan untuk mempercantik diriku bahkan untuk menambah kemewahanku dan manusia manusia juga membelinya dariku. Banyak sekali manusia yang berusaha melapukkan diriku, namun mereka gagal, aku sudah terlalu kuat untuk dimusnakan.

Ditengah suatu malam, sang ratu ombak mendekatiku. Dia tampak seduh dan sayu, dia bilang bahawa dia tidak suka dengan diriku yang sekarang:sombong dan sok berkuasa. Aku marah, aku pun meninggalkan dirinya. TIba-tiba hujan turun, aku jadi teringat dengan hujan, namun entah mengapa aku menjadi marah karena , karena dialah, tak seorang pun tahu bahawa aku sedang menangis.

aku pun semakin menjadi-jadi. Aku lupa daratan, lupa segalanya, aku melupakan pak rumput dan semua nya. Aku menghancurkan rumah pak rumput dan anak anaknya mati ditanganku karena aku yang sangat serakah untuk memperbudak mereka, Aku tidak mau menjadi yang dinjak lagi, aku ingin berkuasa.

Namun, semakin hari, semakin aku menyiksa semua yang ada disekitarku, aku hidup sendiri lagi.. lagi untuk kedua kalinya. Akhirnya aku terdiam lagi dan bertujuan untuk mendiamkan diri di dekat pantai enam belas kesucian karena tempat itu adalah tempat dimana kamu dapat menghapus dosa-dosamu. Aku mengurung diri,,,, sendiri…lama sekali,
Semakin aku , aku semakin kecil, Dan ternyata, aku telah mengalami pelapukan alami oleh para lumut lumut kurcaci yang selalu menemaniku saat aku sedang mengurung diri, aku pun balik menjadi sang kericil usang lagi.

Tiba-tiba, aku melihat sosok bayangan putih menghampiriku.
“Akhirnya kamu sadar dengan semua kenakalan dan keserakahan kamu selama ini. Maka dari itu aku akan memberi mu tiga kesempatan untuk mu. Apapun itu aku akan mengabulkannya karena ketulusan hatimu meminta maaf sangat tulus dan telah menguncang hatiku,”

“Baiklah… aku tidak minta banyak dan berlebihan. Pertama, aku ingin Engkau menghidupkan lagi orang-orang yang sudah aku bunuh dan kerikil kerikil kecil yang pernah aku awetkan untuk hidup lagi.” aku meminta

“kedua???” tanya-Nya

“Aku ingin mereka semua dapat memaafkan dan menerima semua kesilapanku.”tuturku

“ketiga???” tanya-Nya lagi,

“Aku ingin tetap menjadi kerikil, kerikil yang mempunyai jiwa penerang sendiri, karena aku sadar, kita semua tidak akan menjadi seseorang yang paling hebat, sekalipun kita menjadi orang yang hebat, pasti ada yang lebih hebat dari kita,Buktinya aku yang sebesar raksasa bisa juga dikalahkan oleh para lumut lumut kurcaci. Namun kita dapat menjadi seseorang yang berguna untuk diri sendiri dan orang lain.” jelas ku.

“Kenapa kamu tidak meminta aku untuk mengembalikannya dari awal lagi? tanya-Nya balik

“Tidak, aku tidak mau. Karena jika aku meminta Engkau untuk mengembalikan semaunya maka aku tidak akan mendapatkan pelajaran terpenting dari kesilapanku ini. Dari kesilapan ini aku tahu bahwa aku sudah salah dan aku tidak akan mengulanginya. ”

dalam beberapa saat…..
semua terjadi seperti yang diiingiinkan..

“Aku bukan kerikil usang sekarang,,, tapi aku adalah sang kerikil penerang!!!!! Tuhan, terima kasih karena Engkau telah menyadarkanku dan tetap ingin menerimaku. hanya satu permohonanku, selalulah Engkau menyertai orang orang silap seperti aku yang dulu untuk kembali kejalan yang benar” mohonku dalam hati.

“kerikil penerang!!!” teriak teman-temanku memanngiilku yang masih termenung sendiri.

Aku segera berlari menuju mereka dan memeluk mereka. Kini,aku juga sadar bahwa hidup ini harus ada sikap saling bersosial maka kamu tidak akan merasakan kesepian dan putus aja karena kita dapat saling berbagi dan membantu dalam menghadapi semua rintangan hidup.

“SELAMAT DATANG HIDUPKU YANG BARU!!!!” seruku lantang…

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Leave a Reply

You must be logged in to post a comment.